Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi) Bersama Anggota Komisi VIII DPR RI

Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi) Bersama Anggota Komisi VIII DPR RI

Kab.Magetan ( humas) Menjaring aspirasi, pokok pikiran masyarakat dan setiap pihak agar tidak salah melangkah dalam membuat kebijakan. Setidaknya hal itu menjadi salah satu tujuan Anggota DPR RI Komisi VIII, Hj. Ina Ammania,  hadir sebagai narasumber kegiatan hari ini, Selasa, 18/10/22, bertempat di hotel Bukit Bintang Magetan.

Kegiatan dengan tajuk “Ngobrol Pendidikan Islam” dan dihadiri oleh banyak pihak antara lain, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jatim, Kepala KanKemenag Kabupaten Magetan,Kasubbag TU, Kasi, Penyelenggara, pengawas madrasah, Kepala Madrasah Negeri, Pengawas, KKM, MI, Pengurus IGRA, Tokoh Masyarakat, Perwakilan Kepala Madrasah Swasta. dan lainnnya.KH. Mansur Ketua PC NU Kabupaten Magetan,  dan H Sumino M.Pd,  Ketua PD Muhammadiyah, Kab.Magetan yang menjadi narasumber  dalam acara tersebut.

Dalam sambutan selamat datang dan laporannya Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magetan, Muttakin menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan “NgoPI” adalah memberikan wawasan tentang perkembangan dunia pendidikan di Indonesia khususnya di Magetan, serta menyerap isu-isu terkini tentang Pendidikan Islam, Muttakin juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Kanwil kemenag Prov.Jatim karena telah menyempatkan waktunya untuk berkunjung ke Magetan walau dengan agenda yang begitu sangat padat.  “tuturnya.

Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jatim dalam sambutannya menyampaikan “Ada berbagai isu aktual tentang dunia Pendidikan baik nasional maupun lokal. “Kita berharap semoga anggaran pendidikan agama bisa meningkat pada tahun mendatang. Pemerintah mengharap masukan dan dukungan dari setiap pihak tentang RUU SISDIKNAS yang masih dalam proses rancangan, semoga betul-betul mampu mengcover seluruh keinginan dan pikiran setiap stakeholder demi terciptanya kemajuan pendidikan di Indonesia,” tegasnya.

Dalam paparannya KH. Mansur menjelaskan bahwa situasi saat ini bergerak sangat cepat, lincah, fluktuatif dan labil. Untuk mengatasi hal ini Allah SWT memberikan kepada manusia tuntunan yaitu harus mempunyai mindset pemikiran kedepan dan orientasi masa depan, terkait dengan  kitab- kitab tolong agar bisa di realisasikan untuk pondok –pondok , dan insentif untuk ustadz/ustdzah juga direalisasikan. “ungkapnya

Terkait lima hari sekolah kita melihat positifnya, di Muhammadiyah sudah melaksanakan kegiatan lima hari sekolah selama 5 tahun, tapi sayangnya satu hari untuk kegiatan ekstra yang diperdalam malah belum efektif. Harapan kami bagaimana madrasah diniyah dapat berkolaborasi dengan pesantren untuk membuat kegiatan-kegiatan yang positif  dan “kami juga menyampaikan agar TPGnya  guru guru diniyah untuk  di realisasikan, ” jelas Sumino.

Komisi VIII DPR RI Ina Ammania memamparkan tentang “Situasi saat ini penuh dengan ketidakpastian, untuk menghadapi ketidakpastian harus ada keterikatan. Misalnya saat madrasah ingin memajukan madrasahnya, tentu harus dibuat wali murid terikat dengan sekolah tersebut dengan cara mau membiayai kegiatan di sekolah tersebut, guru-guru harus mau melaksanakan tugas sebaik-baiknya untuk memajukan dunia pendidikan tersebut , kalau hal ini tidak ada keterikatan tentu tidak berhasil,” terangnya.

Sementara itu baik pembiacara kedua dan ketiga menjelaskan bahwa pendidikan Islam itu tidak sama dengan pendidikan agama Islam. Kalau kita bicara pendidikan agama Islam ketemunya dengan madrasah, pesantren, diniyah dan lain sebagainya sedangkan pendidikan Islam sangat luas.

Dalam sesion tanya jawab, Wulan mewakili kepala MTs Ma’arif Mojopurno  menjelaskan bahwa saat  “ini di MTS Ma’arif Mojopurno sangat minim sekali kekurangan Komputer ataupun laptop,dan disaat ujianpun kami meminjam komputer dan laptop kepada para guru guru madrasah, melalui NGoPi ini kami minta melalui komisi VIII ada alokasi dana khusus untuk pembangunan Lab.Komputer beserta isinya.  Ungkapnya  (hms/parti)